Student Engagement with the FEB UI Learning Center (PSB) and the Determinants of User Satisfaction
- KANOPI FEB UI
- Jul 31
- 18 min read

ABSTRAK
Pusat Sumber Belajar (PSB) memegang peran krusial dalam menunjang kehidupan akademik mahasiswa, tidak hanya dari segi performa tetapi juga kesejahteraan. Meskipun demikian, masih terdapat celah dalam literatur yang meneliti faktor-faktor penentu kepuasan pengguna PSB secara holistik dan menghubungkannya dengan pola perilaku nyata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara komprehensif kepuasan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI) terhadap PSB dengan menganalisis empat dimensi kunci: kenyamanan lingkungan, kinerja staf, fasilitas ruang, dan sumber daya. Penelitian ini juga secara spesifik menguji dinamika pemanfaatan fasilitas selama periode ujian yang krusial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer melalui survei daring kepada sampel representatif sebanyak 197 mahasiswa aktif FEB UI dari angkatan 2021 hingga 2024. Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan yang bersifat ordinal, digunakan model ordered logit regression. Sementara itu, untuk menguji perbedaan persepsi mengenai dinamika kepadatan pengunjung, digunakan uji non-parametrik Wilcoxon Signed-Rank. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kenyamanan lingkungan, kinerja staf, dan fasilitas ruang merupakan prediktor yang paling signifikan dan positif terhadap kepuasan pengguna secara keseluruhan. Sebaliknya, kualitas sumber daya online tidak ditemukan berpengaruh langsung, mengindikasikan perannya sebagai ekspektasi dasar. Analisis lebih lanjut mengenai pola pemanfaatan mengungkap temuan yang kuat: terdapat konsensus mengenai adanya lonjakan kepadatan masif menjelang pekan ujian, yang secara signifikan dipersepsikan tidak menurun selama pekan ujian berlangsung. Kesimpulannya, penelitian ini menegaskan bahwa pengalaman pengguna PSB secara fundamental dibentuk oleh kualitas lingkungan fisik dan interaksi interpersonal, melampaui sekadar ketersediaan sumber daya digital. Temuan ini memberikan implikasi kebijakan yang jelas bagi manajemen PSB untuk memprioritaskan investasi pada peningkatan pengalaman holistik dan mengembangkan strategi proaktif dalam mengelola kapasitas selama periode akademik yang paling dibutuhkan.
KEYWORDS: Kepuasan Pengguna, Pusat Sumber Belajar, Lingkungan Belajar, Kinerja Staf, Regresi Logit Terurut, Pola Pemanfaatan Fasilitas
Pendahuluan
Selain ruang kelas, perpustakaan menjadi fasilitas belajar utama yang menunjang kegiatan belajar mahasiswa, terutama kegiatan belajar mandiri. Perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk belajar, tapi juga berfungsi sebagai sumber bahan belajar bagi mahasiswa, dan tempat berinteraksi dan belajar bersama mahasiswa lainnya. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Pusat Sumber Belajar (PSB) pada Gedung Sumitro Djojohadikusumo, menjalankan peran dan fungsi-fungsi layaknya sebuah perpustakaan. Sama halnya dengan perpustakaan, PSB juga memiliki peran dan fungsi yang sangat krusial dalam menunjang aktivitas akademik sehari-hari mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Perpustakaan berperan krusial dalam menunjang beberapa aspek dari kehidupan akademis mahasiswa. Salah satunya adalah aspek performa akademis mahasiswa. Bloom et al. (2025) mengemukakan bahwa mahasiswa yang menggunakan perpustakaan secara rutin memiliki rata-rata IP (indeks prestasi) yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak mengunjungi perpustakaan secara rutin. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Scoulas et al. (2024) juga menemukan bahwa mahasiswa dengan IPK lebih rendah (2.5–2.99) merupakan kelompok yang paling jarang menggunakan perpustakaan, yang mengisyaratkan adanya hubungan antara penggunaan perpustakaan dan performa akademik.
Lebih lanjut, perpustakaan juga dapat berperan dalam menunjang aspek mental dari kehidupan akademis mahasiswa. Bloom et al. (2025) menyatakan bahwa perpustakaan menyediakan atmosfer yang mendorong mahasiswa agar termotivasi untuk belajar serta membuat mahasiswa merasa lebih terkoneksi dengan adanya tujuan yang sama dengan mahasiswa lain di perpustakaan. Scoulas et al. (2024) juga menemukan bahwa mahasiswa yang merasa dirinya tidak sukses secara akademik justru cenderung lebih sering menggunakan perpustakaan, kemungkinan sebagai bentuk mekanisme kompensasi atau upaya untuk mengejar ketertinggalan.
Mengingat pentingnya peran perpustakaan bagi kehidupan akademis mahasiswa, maka pemanfaatan PSB Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia harus dioptimalkan. Keterlibatan mahasiswa dalam penggunaan PSB dan fasilitas-fasilitasnya harus dimaksimalkan. Dalam mengoptimalkan penggunaan fasilitas PSB, perlu diketahui hal-hal yang mempengaruhi penggunaan perpustakaan bagi mahasiswa, agar pelayanan PSB dalam hal-hal ini dapat ditingkatkan atau ditambahkan. Tentunya, determinan utama penggunaan perpustakaan bagi mahasiswa adalah kepuasan penggunaannya. Berdasarkan literatur terdahulu, beberapa aspek yang dapat memengaruhi kepuasan penggunaan perpustakaan bagi mahasiswa adalah aspek spasial atau spatial scale (Jian & Liu, 2025), aspek lingkungan atau environment (Kim & Yang, 2022), aspek kepuasan terhadap staf (Andaleeb & Simmons, 1998) dan aspek ketersedian sumber daya atau resources (Alam & Mezbah-ul-Islam, 2023).
Penelitian ini mencoba mengisi dua celah dari penelitian-penelitian terdahulu. Celah yang pertama adalah minimnya riset yang meneliti aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan penggunaan perpustakaan secara holistik. Penelitian-penelitian terdahulu yang kami sebutkan berfokus pada salah satu atau dua aspek dari kepuasan penggunaan perpustakaan. Celah yang kedua adalah minimnya riset yang menghubungkan aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan penggunaan perpustakaan dengan perilaku penggunaan perpustakaan itu sendiri, seperti frekuensi dan tujuan penggunaan perpustakan.
Penelitian ini diharapkan bisa berkontribusi dalam menambah wawasan dan temuan-temuan baru terkait aspek-aspek yang memengaruhi kepuasan penggunaan perpustakaan bagi mahasiswa dan perilaku penggunaan perpustakaan. Secara khusus dengan dengan menggunakan pendekatan yang lebih holistik (mencakup berbagai aspek) dan dalam konteks lokal yang lebih spesifik, yakni pada Pusat Sumber Belajar FEB UI.
Mengingat masih terbatasnya studi yang mengeksplorasi kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas pembelajaran di lingkungan perguruan tinggi, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepuasan mahasiswa FEB UI terhadap Pusat Sumber Belajar (PSB). Aspek yang menjadi fokus meliputi: lingkungan, staf, sumber daya (resources), dan skala spasial (spatial scale). Selain itu, penelitian ini juga menganalisis keterkaitan antara pola penggunaan PSB dengan tingkat kepuasan mahasiswa, sebagai upaya memahami bagaimana intensitas dan bentuk pemanfaatan fasilitas memengaruhi kepuasan pengguna.
Dalam penelitian ini, digunakan data 197 responden yang terdiri atas 101 laki-laki dan 96 perempuan. Penelitian ini menyebarkan kuesioner secara daring kepada mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2021-2024 FEB UI. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner daring, yang dirancang untuk mengukur kepuasan terhadap layanan daring dan sumber daya, tata ruang, lingkungan, serta staf PSB, termasuk kepuasan secara keseluruhan. Kuesioner ini juga mencakup data mengenai frekuensi kunjungan dan pola penggunaan PSB oleh mahasiswa.. Kuesioner tersebut diisi oleh mahasiswa dari lima jurusan FEB UI, yaitu Ilmu Ekonomi (41 orang), Akuntansi (50 orang), Manajemen (36 orang), Ilmu Ekonomi Islam (44 orang), dan Bisnis Islam (26 orang). Lalu. peneliti melakukan analisis menggunakan statistik deskriptif serta inferensial untuk menilai tingkat kepuasan dan menguji hubungan antar variabel.
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk menganalisis hubungan antara pola penggunaan PSB dengan tingkat kepuasan mahasiswa, sekaligus menilai kepuasan tersebut terhadap berbagai determinan kunci, yakni lingkungan fisik, staf, sumber daya, dan skala spasial. Dengan mengidentifikasi dimensi-dimensi yang paling memengaruhi pengalaman mahasiswa dalam menggunakan PSB, penelitian ini berusaha memberikan gambaran menyeluruh mengenai efektivitas fasilitas ini sebagai penunjang kegiatan akademik.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penyusunan rekomendasi strategis untuk peningkatan kualitas layanan PSB. Dengan layanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan mahasiswa, PSB berpotensi menjadi ruang belajar yang lebih optimal, mendukung keberhasilan akademik secara lebih efektif, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan berkelanjutan bagi seluruh mahasiswa FEB UI.
Tinjauan Literatur
Kepuasan pengguna dalam konteks fasilitas pembelajaran, seperti Pusat Sumber Belajar (PSB), umumnya dipahami sebagai persepsi positif terhadap sejauh mana layanan dan lingkungan yang tersedia mampu memenuhi harapan dan kebutuhan akademik mereka (Oliver, 2014). Dalam studi perpustakaan, kepuasan dipengaruhi oleh berbagai dimensi, di antaranya lingkungan fisik, kualitas staf, ketersediaan sumber daya, dan aspek spasial.
Lingkungan yang nyaman dan fungsional meningkatkan kecenderungan mahasiswa memilih PSB sebagai ruang belajar (Applegate, 2009). Di sisi lain, ketersediaan sumber daya cetak maupun digital tetap menjadi fondasi utama kepuasan terhadap fasilitas pembelajaran (Egberongbe, 2011), dan skala spasial (cakupan, aksesibilitas, dan keterhubungan antar ruang) juga memainkan peran penting dalam menunjang fleksibilitas penggunaan PSB (Cash et al., 2006). Pemahaman atas keempat aspek ini menjadi dasar untuk mengevaluasi efektivitas PSB dalam mendukung kegiatan akademik mahasiswa.
Skala Spasial dalam Ruang Belajar
Konsep spatial scale merujuk pada tingkat atau ukuran ruang yang digunakan untuk mengamati, menganalisis, atau mengintervensi fenomena tertentu (Gibson, Ostrom, & Ahn, 2000). Dalam ilmu geografi dan perencanaan, skala spasial dapat mencakup berbagai tingkatan mulai dari lokal, regional, nasional, hingga global. Setiap skala memiliki karakteristik, kompleksitas, dan relasi antar-aktor yang berbeda, sehingga pemilihan skala sangat menentukan bagaimana sebuah masalah dipahami dan ditangani (Cash et al., 2006).
Dalam konteks arsitektur ruang belajar seperti perpustakaan dan pusat sumber belajar bersama (learning commons), spatial scale berkaitan dengan bagaimana ruang fisik diatur untuk memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda. Brown & Lippincott (2003) menekankan bahwa ruang belajar modern harus fleksibel secara spasial untuk mengakomodasi kerja individu, kolaboratif, maupun kegiatan komunitas. Konsep skala di sini tidak hanya mencakup ukuran ruangan secara fisik, tetapi juga keterkaitan antar zona fungsi, misalnya ruang hening, ruang diskusi, ruang digital, dan ruang publik.
Peran Sumber Daya Perpustakaan
Perpustakaan memainkan peran sentral dalam ekosistem pendidikan tinggi sebagai penyedia informasi ilmiah, fasilitator pembelajaran mandiri, dan pendukung kegiatan akademik serta penelitian. Sumber daya perpustakaan (library resources) secara tradisional mencakup koleksi cetak, seperti buku teks, jurnal, ensiklopedia, dan laporan teknis.
Perpustakaan yang mampu menyediakan koleksi yang relevan, mutakhir, dan mudah diakses terbukti mendukung peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Selain itu, perpustakaan juga berperan sebagai pusat pengembangan literasi informasi yang diperlukan mahasiswa untuk menavigasi dan mengevaluasi informasi dalam era digital.
Banyak institusi masih mengalami kesenjangan antara ketersediaan sumber daya digital dan kemampuan mahasiswa untuk mengakses serta menggunakannya secara optimal. Hal ini menunjukkan perlunya integrasi program literasi informasi ke dalam kurikulum dan penyediaan pelatihan pengguna secara berkelanjutan.
Staf Perpustakaan dan Kualitas Pelayanan
Staf perpustakaan merupakan ujung tombak dalam penyediaan layanan informasi yang berkualitas. Lebih dari sekadar pengelola koleksi, staf memainkan peran strategis dalam membentuk pengalaman pengguna melalui interaksi langsung, bimbingan, dan dukungan informasi. Persepsi terhadap kualitas staf bahkan terbukti meningkatkan kemungkinan pengguna untuk kembali memanfaatkan layanan yang tersedia.
Studi yang dilakukan di Redeemer’s University menegaskan bahwa keramahan, kompetensi interpersonal, dan kecepatan respons staf sangat memengaruhi intensitas kunjungan dan pemanfaatan koleksi perpustakaan. Dalam konteks ini, staf tidak hanya dianggap sebagai penyedia layanan teknis, tetapi juga sebagai fasilitator kenyamanan akademik. Temuan dari Jiangsu University juga menunjukkan bahwa dimensi layanan yang paling menentukan kepuasan pengguna terletak pada aspek interpersonal dan profesionalisme staf, bukan semata pada koleksi atau fasilitas fisik.
Peran staf juga berkembang mengikuti transformasi digital dalam pendidikan tinggi. Quigley et al. (2021) menyoroti pentingnya pelatihan berbasis layanan referensi berjenjang, yang memungkinkan staf mahasiswa untuk mengembangkan kepercayaan diri, keterampilan literasi informasi, dan hubungan yang lebih erat dengan komunitas kampus. Program semacam ini menunjukkan bahwa pemberdayaan staf berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas layanan secara keseluruhan.
Lingkungan Fisik Ruang Belajar
Lingkungan fisik perpustakaan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kenyamanan dan preferensi pengguna, terutama di tengah berkembangnya akses digital. Perpustakaan kini tidak lagi sekadar berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi, melainkan juga sebagai ruang belajar, refleksi, dan interaksi. Applegate (2009) mengidentifikasi bahwa aspek kenyamanan fisik, pencahayaan yang memadai, furnitur yang ergonomis, serta suasana yang tenang menjadi pertimbangan utama mahasiswa dalam memilih lokasi belajar di dalam perpustakaan.
Selaras dengan hal tersebut, Brown dan Lippincott (2003) mengembangkan konsep learning commons, yaitu perpustakaan sebagai ruang multifungsi yang mendukung pembelajaran aktif dan kolaboratif. Dalam pendekatan ini, desain lingkungan tidak hanya memperhatikan aspek estetika, tetapi juga mengedepankan fungsi, fleksibilitas tata ruang, dan dukungan terhadap kebutuhan teknologi. Perpustakaan yang mampu menyediakan lingkungan yang inklusif dan adaptif terhadap berbagai gaya belajar dinilai lebih efektif dalam meningkatkan frekuensi kunjungan dan durasi kehadiran pengguna.
Penelitian oleh Shill dan Tonner (2004) mendukung temuan tersebut dengan menunjukkan bahwa pengembangan fasilitas fisik, seperti ruang diskusi, area tenang, akses komputer, serta penyediaan Wi-Fi dan soket daya, berkorelasi positif dengan persepsi terhadap kualitas layanan dan kepuasan pengguna secara umum.
Selain itu, aspek lingkungan fisik juga berkontribusi terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa. Perpustakaan yang tertata dengan baik, bersih, dan aman dapat menciptakan suasana yang mendukung konsentrasi dan mengurangi tekanan akademik.
Data dan Metodologi
Data
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan hubungan antara variabel-variabel independen kenyamanan lingkungan, akses sumber daya online, kinerja staf, dan fasilitas ruang, dengan variabel dependen kepuasan terhadap PSB secara keseluruhan. Dari situ, peneliti menyebarkan kuesioner secara online melalui Google Form dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Sampel yang didapat pada penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2021–2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Responden pada survei terdiri dari 5 jurusan. yaitu Ilmu Ekonomi (41 orang), Akuntansi (50 orang), Manajemen (36 orang), Ilmu Ekonomi Islam (44 orang), dan Bisnis Islam (26 orang).
Tabel 1 - Summary Statistics | ||||||
Variabel | Definisi | Obs | Mean | Std. Dev. | Min | Max |
Jenis Kelamin | Jenis kelamin responden | 197 | 0.513 | 0.501 | 0 | 1 |
Jurusan | Jurusan responden | 197 | 2.817 | 1.347 | 1 | 5 |
Angkatan | Tahun angkatan responden | 197 | 2022.817 | 1.068 | 2021 | 2024 |
Tipe Belajar | Tipe belajar responden | 197 | 1.467 | 0.5 | 1 | 2 |
Meningkat Menjelang Ujian | Penilaian persetujuan pengunjung PSB meningkat menjelang ujian | 197 | 4.766 | 0.55 | 1 | 5 |
Menurun Selama Ujian | Penilaian persetujuan pengunjung PSB menurun selama ujian | 197 | 1.812 | 1.138 | 1 | 5 |
Fasilitas Ruang | ||||||
Luas Ruangan | Nilai luas ruangan di PSB FEB UI | 197 | 3.736 | 0.954 | 1 | 5 |
Jarak Tempat Duduk | Penilaian jarak tempat duduk di PSB FEB UI | 197 | 3.883 | 0.79 | 1 | 5 |
Jumlah Ruang Belajar Mandiri Tertutup | Penilaian jumlah ruang mandiri tertutup di PSB FEB UI | 197 | 3.254 | 1.137 | 1 | 5 |
Kualitas Ruang Belajar Mandiri Tertutup | Penilaian kualtias ruang belajar mandiri tertutup di PSB FEB UI | 197 | 3.391 | 0.945 | 1 | 5 |
Jumlah Ruang Belajar Mandiri Terbuka | Penilaian jumlah ruang mandiri terbuka di PSB FEB UI | 197 | 3.695 | 0.952 | 1 | 5 |
Kualitas Ruang Mandiri Terbuka | Penilaian kualitas ruang mandiri terbuka di PSB FEB UI | 197 | 3.279 | 1.009 | 1 | 5 |
Jumlah Ruang Belajar Bersama Tertutup | Penilaian jumlah ruang bersama tertutup di PSB FEB UI | 197 | 2.995 | 1.394 | 1 | 5 |
Kualitas Ruang Belajar Bersama Tertutup | Penilaian kualitas ruang bersama tertutup di PSB FEB UI | 197 | 4.168 | 0.8 | 1 | 5 |
Jumlah Ruang Belajar Bersama Terbuka | Penilaian jumlah ruang bersama terbuka di PSB FEB UI | 197 | 3.289 | 1.021 | 1 | 5 |
Kualitas Ruang Belajar Bersama Terbuja | Penilaian kualitas ruang bersama terbuka di PSB FEB UI | 197 | 3.426 | 0.915 | 1 | 5 |
Kenyamanan Lingkungan | ||||||
Tingkat Kebisingan | Penilaian tingkat kebisingan di PSB FEB UI | 197 | 3.34 | 0.921 | 1 | 5 |
Tingkat Pencahayaan Ruangan | Penilaitan tingkat cahaya di PSB FEB UI | 197 | 3.711 | 0.96 | 1 | 5 |
Tingkat Pencahayaan Alami | Penilaian tingkat cahaya alami di PSB FEB UI | 197 | 3.711 | 0.986 | 1 | 5 |
Suhu Ruangan | Penilaian suhu ruangan di PSB FEB UI | 197 | 3.36 | 1.155 | 1 | 5 |
Aroma Ruangan | Penilaian aroma ruangan di PSB FEB UI | 197 | 3.69 | 0.937 | 1 | 5 |
Ventilasi | Penilaian kualitas sirkulasi udara di PSB FEB UI | 197 | 3.574 | 0.937 | 1 | 5 |
Jendela Luar | Penilaian keberadaan jendela yang memberikan akses visual ke luar | 197 | 4.249 | 0.804 | 1 | 5 |
Lingkungan Mendukung Penyelesaian Tugas | Penilaian lingkungan kondusif untuk menyelesaikan tugas | 197 | 4.091 | 0.84 | 1 | 5 |
Lingkungan Mendukung Fokus | Penilaian lingkungan kondusif membantu untuk dapat fokus dan berkonsentrasi | 197 | 4.005 | 0.848 | 1 | 5 |
Sumber Daya | ||||||
Akses Layanan Online | Penilaian frekuensi akses layanan online | 197 | 1.863 | 1.058 | 1 | 5 |
Koleksi Lengkap & Beragam | Penilaian koleksi PSB FEB UI beragam dan lengkap | 197 | 3.228 | 0.835 | 1 | 5 |
Sumber Daya | Penilaian mudah/tidaknya akses sumber daya PSB FEB UI | 197 | 3.437 | 0.876 | 1 | 5 |
Informasi Katalog | Penilaian informasi yang ditampilkan katalog online | 197 | 3.335 | 0.827 | 1 | 5 |
Data Perpustakaan | Penilaian data yang disediakan PSB FEB UI | 197 | 3.264 | 0.899 | 1 | 5 |
Staf | ||||||
Pengetahuan Staf | Penilaian pengetahuan staf PSB FEB UI | 197 | 4.091 | 0.744 | 2 | 5 |
Intraksi Staf | Penilaian interaksi staf PSB FEB UI | 197 | 4.173 | 0.77 | 1 | 5 |
Kualitas Layanan | Penilaian kualitas layanan dari staf PSB FEB UI | 197 | 4.091 | 0.87 | 1 | 5 |
Inisiatif Staf | Penilaian inisiatif staf | 197 | 3.736 | 0.943 | 1 | 5 |
Kesigapan Staf | Penilaian kesigapan staf PSB FEB UI | 197 | 4.046 | 0.829 | 1 | 5 |
Kemampuan Staf Membantu | Penilaian | 197 | 4.112 | 0.748 | 1 | 5 |
Keramahan Staf | Penilaian perilaku ramah staf PSB FEB UI | 197 | 4.086 | 0.8 | 1 | 5 |
Perhatian Staf | Penialian rasa perhatian staf PSB FEB UI | 197 | 4.096 | 0.733 | 2 | 5 |
Overall Satisfaction | ||||||
Kepuasan Terhadap Ruan | Penilaian terhadap aspek fasilitas ruang | 197 | 3.777 | 0.815 | 2 | 5 |
Kepuasan Terhadap Lingkungan | Penilaian terhadap aspek kenyamanan lingkungan | 197 | 3.99 | 0.721 | 2 | 5 |
Kepuasan Terhadap Akses Sumber Daya | Penilaian terhadap aspek akses sumber daya | 197 | 3.584 | 0.814 | 1 | 5 |
Kepuasan Terhadap Kinerja Staf | Penilaian terhadap aspek kinerja staf | 197 | 4.076 | 0.692 | 2 | 5 |
Kepuasan Keseluruhan | Penilaian terhadap semua layanan dan fasilitas di PSB FEB UI | 197 | 3.949 | 0.612 | 2 | 5 |
Catatan: S.D. = Standard Deviation (Deviasi Standar) | ||||||
Desain kuesioner dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama bertujuan mendapatkan data terkait karakteristik individu sampel dengan pertanyaan seputar jenis kelamin, jurusan, dan karakteristik lainnya. Bagian kedua berisi 26 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur nilai dari 4 variabel penelitian, yaitu kualitas karakteristik ruang (spatial scale) dengan 7 pertanyaan, kualitas lingkungan (environment) dengan 6 pertanyaan, kualitas layanan online dengan 5 pertanyaan serta kualitas staf dengan 8 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menggunakan 5 poin Skala Likert di mana responden dapat menggambarkan tingkat kepuasan mereka dengan nilai 1 = Sangat Tidak Puas, 2 = Tidak Puas, 3 = Netral, 4 = Puas, dan 5 = Sangat Puas. Bagian ketiga dimaksudkan untuk mengambil data kualitatif terkait kritik dan saran dari tiap sampel terkait fasilitas dan layanan yang disediakan oleh Fakultas, yaitu Pusat Sumber Belajar (PSB) FEB UI yang kemudian diolah dan dipublikasikan di melalui platform Instagram Kanopi FEB UI.
Metodologi
Kemudian, data yang diperoleh oleh peneliti dianalisis menggunakan software Stata. Untuk menguji hubungan antara variabel-variabel layanan Pusat Sumber Belajar (PSB) dengan tingkat kepuasan pengguna, peneliti menggunakan dua teknik analisis utama: analisis korelasi (correlation analysis) dan regresi logit terurut (ordered logit regression). Selain itu, menggunakan analisis Uji Wilcoxon Signed-Rank untuk menguji perbedaan persepsi mahasiswa mengenai dinamika kepadatan Pusat Sumber Belajar (PSB) FEB UI pada periode sebelum dan selama pekan ujian.
Analisis korelasi digunakan untuk melihat kedekatan hubungan antara dua atau lebih variabel dengan mempertimbangkan variasi yang ada (Iacobucci, 2018). Penggunaan analisis korelasi merupakan langkah fundamental dalam studi kepuasan pengguna di lingkungan akademik untuk memahami hubungan awal antardimensi layanan, seperti yang tersirat dalam studi-studi mengenai pentingnya fasilitas dan lingkungan (misalnya, Shill & Tonner, 2004; Applegate, 2009). Oleh karena itu, penelitian ini juga memanfaatkan instrumen tersebut untuk memetakan hubungan antar variabel sebelum melangkah ke analisis yang lebih mendalam.
Dari tinjauan literatur yang dilakukan, penggunaan regresi ordered logit dalam konteks kepuasan pengguna PSB di Indonesia masih relatif terbatas. Banyak studi terdahulu cenderung menggunakan model regresi linear untuk menguji dampak fasilitas atau model persamaan struktural (SEM) untuk menguji hubungan yang lebih kompleks antarvariabel laten. Penelitian yang mengkaji kepuasan pengguna di lingkungan perpustakaan sering kali menggunakan multiple regression models atau analisis faktor untuk menyederhanakan dimensi layanan.
Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan regresi ordered logit untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi ini dipilih dibandingkan OLS (Ordinary Least Squares) karena variabel dependen (kepuasan) yang dibentuk dari kalkulasi skala Likert bersifat ordinal, sehingga rawan akan pelanggaran asumsi OLS (Peel et al., 1998). Regresi ordered logit dianggap lebih cocok secara statistik karena dirancang khusus untuk variabel dependen yang memiliki karakteristik kategorikal berurutan secara natural (dalam hal ini skala kepuasan dari "rendah" ke "tinggi"), di mana penggunaan OLS dianggap kurang sesuai.
Untuk itu, dibuat model ordered logit dengan persamaan umum sebagai berikut:
Y = β₀ + β₁KenyamananLingkungan + β₂AksesSumberDayaOnline + β₃KinerjaStaf + β₄FasilitasRuang + ε
Model ini dibuat untuk menganalisis hubungan antara empat komponen yang mencerminkan kualitas layanan di PSB (kenyamanan lingkungan, akses sumber daya online, kinerja staf, dan fasilitas ruang) terhadap kepuasan pengguna. Variabel dependen (Y) dalam model utama adalah Satisfaksi Keseluruhan. Untuk menghindari bias dalam interpretasi dan mendapatkan pemahaman yang lebih kaya, peneliti juga menganalisis empat model turunan di mana variabel dependennya adalah aspek kepuasan yang lebih spesifik, yaitu: kepuasan terkait fasilitas ruang, kepuasan terkait kenyamanan lingkungan, kepuasan terkait kinerja staf, dan kepuasan terkait akses sumber daya online.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pearson Correlation Analysis
Tabel 2 - Matriks Korelasi Antar Variabel Penelitian | |||||
Variabel | Fasilitas Ruang | Kenyamanan Lingkungan | Akses Sumber Daya | Kinerja Staf | Satisfaksi Total |
Fasilitas Ruang | 1 | ||||
Kenyamanan Lingkungan | 0.4566 | 1 | |||
Akses Sumber Daya | 0.347 | 0.301 | 1 | ||
Kinerja Staf | 0.3683 | 0.3291 | 0.3075 | 1 | |
Satisfaksi Total | 0.4951 | 0.5167 | 0.2942 | 0.5105 | 1 |
Note: All the correlations are significant at the 0.01 level (two-tailed). |
Analisis matriks korelasi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian memiliki hubungan positif dan signifikan secara statistik (p<0.01) dengan Satisfaksi Total, yang memberikan validasi awal terhadap kerangka konseptual yang dibangun dari tinjauan literatur. Secara spesifik, temuan ini menyoroti bahwa Kenyamanan Lingkungan (r=0.5167) dan Kinerja Staf (r=0.5105) memiliki asosiasi terkuat dengan kepuasan pengguna secara keseluruhan. Hal ini sangat sejalan dengan penekanan Applegate (2009) pada pentingnya lingkungan fisik yang nyaman. Variabel Fasilitas Ruang juga menunjukkan korelasi yang kuat (r=0.4951), mendukung argumen Shill dan Tonner (2004) bahwa pengembangan fasilitas fisik berkorelasi langsung dengan kepuasan. Menariknya, meskipun signifikan, Akses Sumber Daya menunjukkan hubungan yang paling moderat (r=0.2942), menyiratkan bahwa walaupun ketersediaan sumber daya merupakan fondasi penting seperti yang dinyatakan oleh Egberongbe (2011), dalam konteks penelitian ini, pengalaman pengguna yang bersifat langsung, seperti suasana lingkungan dan interaksi dengan staf, memiliki kaitan yang lebih erat dengan kepuasan total. Lebih lanjut, korelasi kuat antara Fasilitas Ruang dan Kenyamanan Lingkungan (r=0.4566) menegaskan bahwa fasilitas yang baik merupakan komponen esensial dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
Ordered logit Regression
Tabel 3 - Hasil Regresi Logit Terurut: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Keseluruhan dan Aspek-Aspeknya | |||||
Overall Satisfaction | |||||
(1) Satisfaksi Keseluruhan | (2) Satisfaksi Terkait Fasilitas Ruang | (3) Satisfaksi Kenyamanan Lingkungan | (4) Satisfaksi Terkait Kinerja Staf | (5) Satisfaksi Terkait Akses Sumber Daya Online | |
kenyamanan_lingkungan | 1.695*** | 1.327*** | 0.615** | 0.493* | |
(0.420) | (0.264) | (0.295) | (0.294) | ||
kualitas_sumberdaya_online | 0.187 | 0.523*** | 0.295 | 0.556** | |
(0.246) | (0.202) | (0.205) | (0.279) | ||
kinerja_staf | 1.474*** | 0.709*** | 0.548** | 0.622** | |
(0.315) | (0.191) | (0.240) | (0.265) | ||
fasilitas_ruang | 1.150*** | 1.261*** | 0.727*** | 0.857*** | |
(0.309) | (0.304) | (0.262) | (0.225) | ||
/cut1 | 10.53*** | 3.623*** | 1.838 | 1.045 | 2.761** |
(2.187) | (1.248) | (1.332) | (1.382) | (1.265) | |
/cut2 | 14.61*** | 4.325*** | 2.537** | 1.746 | 3.055** |
(2.230) | (1.161) | (1.113) | (1.240) | (1.210) | |
/cut3 | 19.82*** | 4.741*** | 3.974*** | 2.169* | 3.481*** |
(2.678) | (1.094) | (0.937) | (1.215) | (1.239) | |
/cut4 | 5.476*** | 4.100*** | 2.713** | 3.919*** | |
(1.073) | (0.927) | (1.163) | (1.209) | ||
Pseudo R-Squared | 0.321 | 0.0601 | 0.0535 | 0.0428 | 0.0534 |
Observations | 197 | 197 | 197 | 197 | 197 |
Robust standard errors in parentheses | |||||
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1 |
Tabel 3 menyajikan hasil estimasi dari lima model ordered logit regression yang berbeda. Setiap model bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu dari berbagai aspek kepuasan, mulai dari kepuasan secara keseluruhan hingga kepuasan yang lebih spesifik. Variabel independen yang diuji meliputi kenyamanan lingkungan, kualitas sumber daya online, kinerja staf, dan fasilitas ruang.
Interpretasi koefisien dalam model ordered logit regression menunjukkan perubahan dalam log-odds untuk berada pada tingkat kepuasan yang lebih tinggi seiring dengan peningkatan satu unit pada variabel independen, dengan asumsi variabel lain konstan. Tanda positif pada koefisien menunjukkan hubungan yang positif, artinya peningkatan pada variabel independen akan meningkatkan kemungkinan responden untuk melaporkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Temuan paling signifikan dari penelitian ini adalah dominasi pengaruh kenyamanan lingkungan dan kinerja staf terhadap kepuasan pengguna secara keseluruhan (Model 1). Hal ini menegaskan bahwa pengalaman pengguna di PSB tidak hanya dibentuk oleh ketersediaan sumber daya, tetapi lebih kuat oleh kualitas interaksi dan suasana ruang. Koefisien kenyamanan lingkungan yang tertinggi (1.695) memberikan bukti empiris yang kuat untuk mendukung argumen Applegate (2009), yang menyatakan bahwa lingkungan fisik yang nyaman, tenang, dan mendukung secara psikologis menjadi pertimbangan utama mahasiswa dalam memilih dan merasa puas terhadap ruang belajar.
Variabel fasilitas ruang secara konsisten terbukti signifikan di hampir semua model, baik sebagai prediktor kepuasan keseluruhan maupun kepuasan pada aspek-aspek lainnya. Hal ini mengonfirmasi peran fundamental infrastruktur fisik, sejalan dengan konsep learning commons dari Brown & Lippincott (2003) dan temuan Shill & Tonner (2004) yang mengaitkan pengembangan fasilitas dengan peningkatan kualitas layanan. Lebih menarik lagi, penelitian ini mengungkap adanya hubungan timbal balik yang kuat antara fasilitas dan kenyamanan. Model 3 menunjukkan bahwa kepuasan terhadap kenyamanan lingkungan sangat bergantung pada kualitas fasilitas ruang. Sebaliknya, Model 2 menunjukkan bahwa kepuasan terhadap fasilitas juga dipengaruhi oleh kenyamanan lingkungan. Ini menyiratkan bahwa kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan; fasilitas yang baik adalah prasyarat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, dan lingkungan yang nyaman meningkatkan persepsi positif terhadap fasilitas yang ada.
Salah satu temuan yang menarik adalah tidak signifikannya pengaruh kualitas sumber daya online terhadap kepuasan keseluruhan (Model 1), meskipun literatur, seperti Egberongbe (2011) menekankan peran sentralnya. Namun, variabel ini justru signifikan dalam memengaruhi kepuasan terhadap fasilitas ruang (Model 2) dan kinerja staf (Model 4). Interpretasi dari temuan ini adalah bahwa sumber daya online mungkin tidak lagi dianggap sebagai sebuah nilai tambah, melainkan sebuah ekspektasi dasar (hygiene factor). Pengaruhnya terhadap kepuasan bersifat tidak langsung. Pengguna mungkin merasa lebih puas dengan staf (kinerja staf) karena staf mampu memberikan panduan yang efektif untuk memanfaatkan sumber daya online tersebut. Demikian pula, kepuasan terhadap fasilitas meningkat karena ketersediaan infrastruktur (komputer, Wi-Fi yang andal) yang memungkinkan akses optimal ke sumber daya online.
Secara keseluruhan, hasil analisis regresi yang menunjukkan pengaruh signifikan variabel di luar domainnya (misalnya, pengaruh fasilitas terhadap kepuasan staf) memberikan bukti kuat bahwa kepuasan pengguna adalah sebuah variabel laten yang holistik. Pengguna tidak mengevaluasi setiap aspek layanan secara terisolasi, melainkan sebagai sebuah pengalaman terintegrasi. Temuan ini mendukung kerangka konseptual umum tentang kepuasan pelanggan dari Oliver (2014), yang menekankan bahwa kepuasan adalah penilaian kumulatif dari berbagai titik interaksi layanan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kepuasan pengguna di PSB tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus melalui pendekatan terpadu yang memperhatikan sinergi antara lingkungan, staf, fasilitas, dan sumber daya.
Wilcoxon-signed rank test

Analisis Uji Wilcoxon Signed-Rank dilakukan untuk menguji perbedaan persepsi mahasiswa mengenai dinamika kepadatan Pusat Sumber Belajar (PSB) FEB UI pada periode sebelum dan selama pekan ujian. Hasil uji menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan secara statistik antara tingkat persetujuan bahwa jumlah pengunjung meningkat menjelang ujian dan tingkat persetujuan bahwa jumlah pengunjung menurun selama ujian (Z = 12.182, p = 0.000). Secara spesifik, hasil uji menunjukkan ketidakseimbangan yang ekstrem, di mana 177 responden memberikan skor persetujuan yang lebih tinggi untuk variabel 'meningkat menjelang' dibandingkan variabel 'menurun selama', sementara hanya 3 responden yang menunjukkan pola sebaliknya. Hal ini secara definitif mengonfirmasi apa yang terlihat pada data frekuensi: tingkat persetujuan yang sangat tinggi bahwa PSB menjadi ramai sebelum ujian (skor menumpuk di 4 dan 5) secara statistik berbeda dan lebih kuat daripada tingkat persetujuan yang sangat rendah bahwa PSB menjadi sepi selama ujian (skor menumpuk di 1 dan 2). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merasakan adanya lonjakan kepadatan yang masif menjelang ujian, dan kepadatan yang tinggi ini dipersepsikan terus berlanjut (tidak menurun) selama pekan ujian berlangsung, di mana fenomena lonjakan awal adalah yang paling kuat dirasakan.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan pengguna Pusat Sumber Belajar (PSB) secara fundamental ditentukan oleh kualitas pengalaman fisik dan interpersonal, dengan kenyamanan lingkungan, kinerja staf, dan fasilitas ruang sebagai prediktor utama, sementara sumber daya online tidak berpengaruh langsung. Lebih lanjut, terungkap pola pemanfaatan yang sangat intensif selama periode ujian, ditandai oleh lonjakan kepadatan masif menjelang ujian yang dipersepsikan terus berlanjut. Secara intuitif, hasil ini menceritakan bahwa di era digital, kualitas ruang dan interaksi manusia menjadi pembeda utama yang membentuk pengalaman memuaskan, memposisikan PSB sebagai 'pusat belajar' akademik. Meskipun demikian, penting untuk mengakui keterbatasan penelitian ini, termasuk desain cross-sectional yang tidak dapat menetapkan kausalitas, potensi generalisasi yang terbatas karena sampel dari satu fakultas, dan ketergantungan pada data persepsi yang subjektif. Terlepas dari keterbatasan tersebut, temuan ini memberikan implikasi kebijakan yang jelas bagi manajemen PSB untuk memprioritaskan investasi pada pengalaman holistik dan mengembangkan strategi proaktif dalam mengelola puncak kepadatan. Untuk itu, penelitian di masa depan disarankan untuk mengadopsi desain longitudinal, menggunakan metode kualitatif untuk menggali alasan di balik pola yang teramati, dan mengintegrasikan data objektif untuk memvalidasi temuan.
Referensi
Alam, M. J., & Mezbah-Ul-Islam, M. (2022). Impact of service quality on user satisfaction in public university libraries of Bangladesh using structural equation modeling. Performance Measurement and Metrics, 24(1), 12–30. https://doi.org/10.1108/pmm-06-2021-0033
Andaleeb, S. S., & Simmonds, P. L. (1998). Explaining User Satisfaction with Academic Libraries: Strategic Implications. College & Research Libraries, 59(2), 156-167. https://crl.acrl.org/index.php/crl/article/view/15193/16639
Bloom, M., Eller, D., Hall, M., Lang, A., & Sample, A. (2025). The impact of library visits on undergraduate student GPA: The vital role of the library as a contributor to student success. The Journal of Academic Librarianship, 51(3), 103040. https://doi.org/10.1016/j.acalib.2025.103040
Brown, M. B., & Lippincott, J. K. (2003). Learning spaces: More than meets the eye. Educause Quarterly, 26(1), 14–17.
Iacobucci, D. (2018). Marketing research: Methodological Foundations (12th ed.). Createspace Independent Publishing Platform.
Jian, S., & Liu, H. (2025). Psychological comfort, creativity, and learning efficiency in informal learning spaces: a University Student dataset. Data in Brief, 59, 111450. https://doi.org/10.1016/j.dib.2025.111450
Kim, Y., & Yang, E. (2022). Academic library spaces and student activities during the COVID-19 pandemic. The Journal of Academic Librarianship, 48(4), 102529. https://doi.org/10.1016/j.acalib.2022.102529
Peel, M. J., Goode, M. M., & Moutinho, L. A. (1998). ESTIMATING CONSUMER SATISFACTION: OLS VERSUS ORDERED PROBABILITY MODELS. International Journal of Commerce and Management, 8(2), 75–93. https://doi.org/10.1108/eb047369
Quigley, B. D., Loo, J. L., Ngo, L., Powell, S., Teplitzky, S., Sackmann, A., & Rupp, K. K. (2021). Training, Support, and Connection for Student Library Employees in a Tiered Reference Service Model. Reference & User Services Quarterly, 59(3/4), 195–203. https://www.jstor.org/stable/27243422
Scoulas, J. M., De Groote, S. L., Shotick, K., & Osorio, N. L. (2024). A holistic approach to understanding undergraduates: Campus engagement, library use and psychological factors. The Journal of Academic Librarianship, 50(5), 102936. https://doi.org/10.1016/j.acalib.2024.102936



Comments