The creative industry is the soul of every country's economy, and ensuring the protection of intellectual property rights means keeping that soul grooving. Copyright, as a form of intellectual property, plays a crucial role in protecting original works of authorship, including literary, dramatic, musical, and artistic works such as poetry, novels, movies, songs, computer software, and architecture. In this episode of Talks and Thoughts, we are fortunate to host Candra Darusman, a legend in his own right. He’s a graduate of the Faculty of Economics at the University of Indonesia, who has abundant experience and knowledge about copyright. Candra Darusman will share his insights and perspectives on the significance of copyright and its impact on Indonesia's economy and the well-being of musicians. 00:00 Intro 01:09 Background 11:55 Copyright's Significance 22:58 The Importance of the Creative Industry 27:12 Challenges in Copyright Protection 32:09 Aspiration for the Protection of Musicians' Rights 34:50 Mini Game "This or That" 41:16 Closing Statement 42:27 Outro

Meningkatkan aliran dana untuk negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC) dalam konteks pelestarian alam menjadi penting karena kendala fiskal yang mereka hadapi, diperburuk oleh penurunan sumber daya fiskal negara maju akibat COVID-19 dan perlambatan ekonomi. Negara-negara berkembang menanggung beban besar dalam melestarikan modal alam, meskipun manfaatnya bersifat global. Instrumen pendanaan konvensional tidak mencukupi, meninggalkan kesenjangan dalam pendanaan iklim. Kendala seperti tata kelola buruk, PDB per kapita rendah, dan mata uang tidak stabil memperburuk masalah ini. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan instrumen keuangan inovatif yang mengaitkan pelestarian modal alam dengan pembiayaan berbiaya rendah. Pada episode Speakonomics kali ini, divisi Kajian KANOPI FEB UI berkesempatan untuk berdiskusi dengan Prof. Bambang Brodjonegoro, Ph.D. untuk membahas alternatif solusi dalam mengisi financing gap yang terjadi pada negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. 00:00 Intro 02:05 Dilema Negara Berkembang 07:54 Kendala Pendanaan dan Solusi Alternatifnya 13:30 Hambatan Pembiayaan untuk Negara Berkembang 18:01 Apakah Indonesia dapat Memenuhi NDC pada Tahun 2030? 22:50 SDG & Pajak Karbon 28:10 Apakah Pajak Karbon Efektif? 31:30 Sustainability Sebagai Aset bagi Indonesia

Sometimes, life is just too unpredictable. Sering kali seseorang telah membuat rencana masa depan dengan matang, tetapi tak jarang juga diantara mereka bertemu dengan peluang baru yang tidak sejalan dengan rencana. Menanggapi hal tersebut, sebenarnya apa hal yang harus kita pertimbangkan agar tidak memijak pada langkah yang salah? Pada Talks and Thoughts kali ini, kami menghadirkan Naula Kamila, alumni Ilmu Ekonomi 2013 yang juga merupakan Co-Founder dan CEO Mecapan. Melalui podcast ini, Kak Naula membagikan berbagai perspektif menarik dari pengalamannya dalam membuat keputusan untuk menentukan karier. Selain itu, dibahas juga mengenai common skills yang harus dikuasai seseorang agar dapat membuka pintu-pintu peluang dalam dunia kerja. TIMESTAMPS 0:00 - Apa Itu Talks & Thoughts? 0:53 - Introduction 4:00 - Unexpected Career 14:00 - This or That: Career Edition 14:30 - Salary Oriented vs Work-Environment Oriented 17:20 - S2 Dulu Atau Kerja Dulu? 21:50 - Skills for Tomorrow 27:45 - Which Better: Jack of All Trades or Master of One? 34:10 - Things to Consider Before Choosing Your Career Path

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia telah berdampak signifikan terhadap berbagai aspek dari kehidupan ratusan juta penduduk Indonesia, salah satunya adalah aspek ketahanan pangan. Indonesia menghadapi berbagai masalah struktural dalam ketahanan pangan, seperti kurangnya diversifikasi pasokan pangan, rantai suplai yang lamban, serta persebaran bahan pangan yang tidak merata. Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah ketahanan pangan ini? Hal apa yang harus memandu pembuat kebijakan untuk mengarahkan sektor pangan Indonesia di masa depan? Bab “COVID-19, Food Security and Trade: The Case of Indonesia” dalam buku “Economic Dimensions of COVID-19 in Indonesia: Responding to The Crisis” yang ditulis oleh Indonesia Project berusaha untuk menjawab masalah-masalah tersebut. Pada Book Dialogue kali ini, kami berbincang dengan Arianto Patunru, mantan kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) FEB UI, seorang ekonom senior Australian National University (ANU), dan kontributor pada buku tersebut. TIMESTAMPS 0:00 - Perkenalan 2:39 - Latar Belakang Buku 13:21 - Gambaran Umum Ketahanan Pangan Indonesia 33:30 - Mengapa Indonesia Fokus Swasembada? 44:27 - Alternatif Selain Swasembada 51:31 - Cara Lain Membangun Pertanian Indonesia

Indonesia sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah ditemui dalam sejarah. Pandemi COVID-19 telah menghambat mobilitas masyarakat sehingga mengakibatkan kontraksi ekonomi sebesar 2,07%. Pemerintah pusat terpaksa memperlebar defisit anggaran hingga 6,09% demi menunjang fasilitas kesehatan dan jaminan sosial. Namun, pemerintah di daerah menghadapi tantangan yang lebih besar dengan berkurangnya sumber pemasukan serta transfer dari pemerintah pusat. Lantas, bagaimana sebenarnya COVID-19 mempengaruhi perekonomian daerah? Respons fiskal seperti apakah yang tepat untuk memitigasi dampak ekonomi di jangka panjang? Pada Speakonomics episode pertama ini, Kanopi FEB UI berkolaborasi dengan LPEM FEB UI untuk membahas dampak COVID-19 terhadap perekonomian daerah bersama (Kak?) Fachry Abdul Razak Afifi, Research Assistant di LPEM FEB UI yang meneliti mengenai isu ini. TIMESTAMPS 0:00 - Introduction 4:58 - Kondisi Perekonomian Daerah akibat COVID-19 13:52 - Meningkatnya Kemiskinan dan Pengangguran 17:42 - Third Wave: Pilih Ekonomi atau Kesehatan? 21:22 - Penyebab Turunnya Pendapatan Daerah 34:43 - Refocusing dan Realokasi Anggaran

Campus life is a very unique and a one time experience, you meet with many types of people and might eventually end up with. Pada Talks and Thoughts kali ini, kami menghadirkan Nadiv Arvy dan Melfiana Goldiena, Mahasiswa Ilmu Ekonomi 2018. Melalui podcast ini, Kak Nadiv dan Kak Melfi membagikan berbagai perspektif menarik tentang kehidupan perkuliahan serta dinamika yang ada di dalam nya saat kita memiliki pasangan selagi menjalankan kesibukan akademik maupun kegiatan lainnya selama kuliah. Selain itu, dibahas juga mengenai lingkungan pertemanan serta kepanitiaan di FEB UI. TIMESTAMP 0:00 - Apa Itu Talks & Thoughts? 3:25 - Life at FE 7:20 - The Beauty of Campus Life: You’ll endup with someone eventually to survive with 11:45 - Dealing with relationship in the same environment 14:15 - Time management in a relationsip 16:30 - Trusting your Partner in the midst of our own activity 20:05 - Agree or Disagree: popular/unpopular opinions about relationship 32:25 - Benefits of having a significant other 37:45 - Is college relationship a necessity 39:40 - Closing remarks

The merger of Gojek and Tokopedia into the GoTo group marks a new era for startups in Southeast Asia and Indonesia, which is home to an increasingly growing startup culture. In a region with nearly 700 million people in population, most of these startups have transformed into super-apps that have been downloaded more than 100m times, each aiming to be used to provide all sorts of purchases and services. However, in recent days, the startup business model itself has been criticized many times for its alleged unsustainability and inability to gain profit. New and emerging startups are also more susceptible to the increasing competitiveness of the scheme as well as vulnerabilities and uncertainties. But beyond this merger, one might ask: what’s next for Southeast Asia’s startups? In this second episode of Speakonomics, we are accompanied by Ms. Fransiska Herline to discuss about the startup culture and environment in Southeast Asia, and what its future looks like. TIMESTAMPS 0:00 - Introduction 2:41 - What Are Startups? 6:58 - The Startup Environment and Interactions 20:03 - An Unsustainable Business Model? 33:22 - Facing Competition and Challenges 46:38 - Paving a New Way for the Economy

It is unavoidable for a student to step into their adulthood, live their own way, and leave home, specially when it comes to education. Pada Talks and Thoughts kali ini, kami menghadirkan Athira Putri dan Jennifer Qiu, Mahasiswa Ilmu Ekonomi 2018. Melalui podcast ini, Kak Athira dan Kak Jennifer berbagi pengalaman mengenai kehidupan kuliah yang mengharuskan mereka untuk merantau dari rumah, menghadapi berbagai challenge, memasuki lingkungan baru, dan masih banyak lagi. TIMESTAMP 0:00 - Apa Itu Talks & Thoughts? 2:50 - Stepping Away from Home 7:07 - Overcoming the Worries in Studying Abroad 12:10 - Transition Phase: Living in a New Environment 16:13 - The Perks and Drawbacks of Living Alone 20:30 - Fact or Fiction: Infamous Sayings about Studying Abroad 32:50 - The Hardest Challenge you Must Tackle 38:05 - Living your Independency to the Fullest 42:02 - Finding Out your True Self among New Surroundings 48:45 - Tips and Tricks of Living Far from Home