Judul Artikel : Catch me if you can: Strategies for hiding infidelity
Penulis : Menelaos Apostolou
Tahun Terbit : 2022
Jurnal : Personality and Individual Differences
Diulas oleh Nabilah Claranisa
Setia, Bisakah Setiap Orang Menerapkannya?
Studi budaya Yunani menunjukkan bahwa 82% dari 6273 partisipan menginginkan hubungan jangka panjang, biasanya melalui pernikahan (Apostolou, 2021; Coontz, 2005; Fisher, 2017). Berada dalam pernikahan menawarkan manfaat biologis, seperti bertahan hidup dan reproduksi, tetapi perselingkuhan juga menawarkan hal yang sama. Terkait pernikahan, membesarkan anak membutuhkan sumber daya dan jangka waktu yang lama (Kim et al., 2012), sehingga komitmennya besar. Di sisi lain, perselingkuhan menawarkan berbagai hal, seperti pasangan cadangan jika pasangan sah meninggal atau bercerai, meningkatkan keberhasilan reproduksi laki-laki berdasarkan jumlah pasangan yang diakses secara seksual (Symons, 1979), serta perempuan mendapat barang material dan gen lebih baik (Buss, 2000; Buss & Schmitt, 1993; Greiling & Buss, 2000).
Kemungkinan manfaat dari hubungan perselingkuhan mendukung evolusi dinamika pernikahan sehingga orang tidak selalu setia pada pasangannya (Buss, 2000). Beberapa bukti yang mendukung adalah sekitar 1 dari 3 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan yang sudah menikah diperkirakan akan berselingkuh (Greeley, 1994; Tafoya & Spitzberg, 2007). Selain itu, di Prancis, 33% perempuan mengakui pernah berselingkuh (IFOP, 2016) sedangkan di AS, 22,6% laki-laki dan 11,8% perempuan melaporkan berselingkuh (GSS, 2018).
Konsekuensi Perselingkuhan
Pada dasarnya, perselingkuhan akan merugikan pasangan sah, seperti risiko kehilangan pasangan, hilangnya investasi waktu dan sumber daya selama membangun hubungan, atau risiko tertular penyakit seksual. Laki-laki juga berisiko menjadi korban cuckoldry, yaitu membesarkan anak orang lain tanpa disadari (Buss, 2000; Gangestad & Simpson, 2000). Perselingkuhan yang terdeteksi sering berujung pada pemutusan hubungan (De Graaf & Kalmijn, 2006; Hawkins et al., 2012) dan merupakan salah satu alasan umum terjadinya perceraian (Amato & Previti, 2003). Jika hubungan berlanjut, pasangan sah cenderung lebih waspada atau membalas dengan berselingkuh, bahkan hingga kekerasan fisik atau pembunuhan (Apostolou, 2019; Buss, 2000, 2021; Daly & Wilson, 1988).
Strategi Jitu Mendeteksi Perselingkuhan
Berbicara mengenai cara menyembunyikan perselingkuhan, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor penyebab perselingkuhan dapat terbongkar. Apostolou dan Ioannidou (2021) mengidentifikasi 47 tindakan yang diklasifikasikan ke dalam 6 strategi mendeteksi perselingkuhan, antara lain:
Observe change in her/his behaviour
Ask and observe her/his reaction
Check where she/he is
Search her/his things
Use of friends
Spy on him/her (penyadap, kamera, menyewa detektif swasta, dan sebagainya)
Biaya dan risiko dari strategi deteksi selingkuh dapat menciptakan tekanan yang mendorong seseorang untuk menggunakan strategi menyembunyikan perselingkuhan. Namun, sejatinya strategi menyembunyikan perselingkuhan dan deteksi selingkuh saling beradaptasi.
Dark Triad
Dark Triad mengacu pada 3 sifat yang tidak disukai secara sosial, yaitu machiavellianism, narcissism, and psychopathy (Furnham et al.,2013; Paulhus & Williams, 2002). Machiavellianism berkaitan dengan penipuan, manipulasi, dan eksploitasi. Berbicara mengenai perselingkuhan, strategi menyembunyikannya seringkali melibatkan machiavellianism berupa penipuan (berbohong pada pasangan) dan manipulasi (mengungkapkan cinta pada pasangan untuk meyakinkan kesetiaan dirinya). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh sifat-sifat ini terhadap penggunaan strategi menyembunyikan perselingkuhan.
Penelitian Saat Ini
Pada penelitian sebelumnya, Schmitt dan Shackelford (2003) meneliti terkait godaan menarik pasangan, yaitu strategi orang yang sudah menjalin hubungan untuk menarik orang baru pada 57 mahasiswa di AS. Meski begitu, belum ada penelitian yang membahas mengenai strategi yang digunakan orang dalam menyembunyikan perselingkuhan. Oleh karena itu, peneliti tertarik dan merumuskan hipotesis bahwa strategi menyembunyikan perselingkuhan bertujuan untuk melawan strategi mendeteksi perselingkuhan. Tujuan penelitiannya antara lain:
Mengidentifikasi tindakan yang dilakukan untuk menyembunyikan perselingkuhan mereka dan mengklasifikasikannya dalam beberapa strategi (tujuan utama).
Memeriksa pengaruh Dark Triad dalam memprediksi penggunaan strategi menyembunyikan perselingkuhan.
Menyelidiki efek jenis kelamin dan usia dalam memprediksi keinginan menggunakan strategi menyembunyikan perselingkuhan
Studi 1 (Kualitatif): Siapa Saja yang Berpartisipasi?
Studi dilakukan secara daring di universitas swasta di Republic of Cyprus, dengan responden direkrut melalui link dan promosi di Facebook serta Instagram untuk wilayah Yunani dan Republic of Cyprus. Peneliti menargetkan orang dewasa berusia minimal 18 tahun dalam hubungan intim. Sebanyak 297 responden (188 perempuan, 109 laki-laki) berpartisipasi, dengan usia rata-rata perempuan 31,5 tahun (SD=12,3) dan laki-laki 38,8 tahun (SD=12,3). Dari mereka, 35,4% sudah menikah, 33,7% berpacaran, 27,6% lajang, dan 3,4% menyatakan status lain. Responden tidak diberi kompensasi apapun untuk berpartisipasi.
Studi 1 (Kualitatif): Bagaimana Teknisnya?
Studi dilakukan melalui survei yang terdiri dari dua bagian, yaitu:
Peserta diminta untuk mempertimbangkan skenario: “Anda memiliki hubungan selain pasangan sah Anda. Tuliskan beberapa hal yang akan Anda lakukan untuk merahasiakan hubungan ini dari pasangan sah Anda”
Informasi demografi, mencakup jenis kelamin, usia, dan status pernikahan.
Studi 1 (Kualitatif): Hasil dan Analisis
Data dianalisis berdasarkan penelitian sebelumnya (Apostolou dan Ioannidou, 2021). Terdapat 2 mahasiswa pascasarjana (satu laki-laki dan perempuan) untuk mengelompokkan jawaban ke dalam kategori yang lebih besar (supraordinat). Jika jawabannya tidak mirip, dibuat kategori baru, sementara jawaban yang tidak jelas dihapus. Setelah 30% jawaban dikodekan, hasil mereka (2 pascasarjana) dibandingkan. Jika ada perbedaan, peneliti memutuskan hingga tercapai kesepakatan. Akhirnya, ditemukan 53 cara orang menyembunyikan perselingkuhan dari pasangannya (Tabel 1).
Studi 2 (Kuantitatif): Siapa Saja yang Berpartisipasi?
Responden direkrut persis seperti Studi 1, dengan total 489 responden berbahasa Yunani. Beberapa responden mengaku tidak pernah berselingkuh, sehingga jawaban mereka dianggap spekulatif dan dikeluarkan dari analisis. Akhirnya, analisis dilakukan pada 300 peserta (167 perempuan, 132 laki-laki, dan 1 tanpa keterangan jenis kelamin). Usia rata-rata perempuan adalah 38,6 tahun (SD=11,4) dan laki-laki 44,8 tahun (SD=12,0). Dari mereka, 39,3% menikah, 29% berpacaran, 25% lajang, dan 6,7% memilih status "lainnya." Sebanyak 85% mengaku selingkuh "beberapa kali," dan 15% "sekali".
Studi 2 (Kuantitatif): Bagaimana Teknisnya?
Studi dilaksanakan dalam Bahasa Yunani dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Responden diberikan pertanyaan “Pikirkan terkait skenario Anda berada dalam hubungan romantis yang ingin dijaga, tetapi Anda juga memiliki hubungan paralel. Beri nilai seberapa besar kemungkinan Anda melakukan hal-hal berikut untuk merahasiakan hubungan ini dari pasangan sah Anda”. Setelah itu, mereka diberi 53 tindakan yang diidentifikasi pada studi 1 untuk dinilai dengan skala 1 (tidak mungkin melakukan) - 5 (sangat mungkin melakukan). Penyajian butir-butir tindakan untuk tiap responden diacak.
Tabel 1. Tindakan-Tindakan untuk Menyembunyikan Perselingkuhan
Mengukur ciri-ciri Dark Triad berdasarkan instrumen Short Dark Triad (SD3) oleh Jones & Paulhus (2014) yang terdiri dari 27 pertanyaan untuk dinilai dengan skala 1 (sangat tidak setuju) – 5 (sangat setuju).
Tabel 2. Short Dark Triad (SD3)
Informasi demografi, mencakup jenis kelamin, usia, dan status pernikahan.
Studi 2 (Kuantitatif): Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis komponen utama dengan rotasi oblimin langsung untuk mengelompokkan sifat-sifat ke dalam kategori yang lebih luas. Rotasi oblimin langsung merupakan metode untuk menyederhanakan data dengan mengelompokkan variabel-variabel terkait sehingga menemukan pola dan memungkinkan hubungan antarkelompok tetap terlihat. Analisis dilakukan dua kali: pertama untuk 53 tindakan, kemudian untuk faktor-faktor yang dihasilkan. Peneliti juga melakukan serangkaian MANCOVA (Multivariate Analysis of Covariance) untuk melihat efek signifikan, dengan memasukkan tindakan yang menyusun faktor sebagai variabel dependen, jenis kelamin sebagai variabel independen kategoris, serta usia dan skor Dark Triad sebagai variabel independen berkelanjutan. Prosedur analisis ini diulang untuk setiap faktor. Selain itu, peneliti melakukan ANCOVA (Analysis of Covariance) untuk melihat strategi yang mungkin digunakan peserta, dengan variabel yang sama.
Pada pelaksanaannya, secara keseluruhan terdapat 11 tes MANCOVA yang dilakukan. Untuk menghindari masalah inflasi alpha/tingkat signifikansi yang timbul dari beberapa perbandingan, koreksi Bonferroni diterapkan dengan mengurangi tingkat signifikansi menjadi 0,005 (0,05/11).
Catch Me if You Can: Kiat-Kiat Menyembunyikan Perselingkuhan!
Indeks KMO (0,91) menunjukkan bahwa sampel penelitian sangat cocok untuk analisis komponen utama. Berdasarkan kriteria Keiser (Eigen value >1), peneliti menemukan 11 faktor menyembunyikan perselingkuhan. Pada Tabel 1, terlihat konsistensi internal (Cronbach's alpha) berada di antara 0,60 hingga 0,94 (item konsisten). Dari penelitian, dapat diidentifikasi 53 tindakan. Berdasarkan skor responden yang tidak setia saat ini atau sebelumnya, peneliti mengklasifikasikan tindakan ini ke dalam 11 strategi penyembunyian perselingkuhan yang lebih luas untuk melawan deteksi selingkuh. Strategi tersebut antara lain:
Be discreet
Strategi pertama mengindikasikan bahwa mereka berusaha menyembunyikan perselingkuhan dengan menemui pasangan di tempat jauh, terisolasi, dan ketika pasangan sah mereka sedang tidak ada. Lebih dari 95% responden tertarik melakukan strategi ini. Strategi ini secara efektif melawan deteksi selingkuh “Check where he/she is”. Selain itu, strategi ini juga melawan deteksi “Search her/his things” dan “Spy on her/him” karena melibatkan penyembunyian bukti fisik perselingkuhan.
Show more interest to my partner
Pada strategi kedua, mereka akan menunjukkan lebih banyak cinta, minat, dan gairah ke pasangan sahnya. Namun, terdapat kekhawatiran mereka yang menerapkannya akan rentan terhadap deteksi selingkuh “Observe changes in her/his behaviour”. Hal ini dikarenakan pasangan sah dapat menafsirkan manifestasi cinta yang tidak biasa sebagai tanda perselingkuhan. Kerentanan tersebut membuat strategi ini termasuk strategi yang paling tidak mungkin digunakan. Meski begitu, lebih dari 46% responden masih menggunakannya karena respon pasangan bisa berbeda-beda (beberapa orang percaya bahwa pasangannya lebih mencintai mereka).
Use Different email/phone
Agar tidak ketahuan, mereka cenderung memiliki ponsel/email lain untuk berhubungan dengan selingkuhannya. Strategi ini digunakan untuk melawan deteksi selingkuh “Search her/his things”.
Eliminate digital evidence
Tidak meninggalkan bukti adalah kunci. Mereka akan waspada dalam menggunakan media sosial dan menghilangkan bukti digital yang dapat memberatkan mereka. Strategi ini melawan deteksi selingkuh “Search her/his things”.
Secure electronic devices and accounts
Mereka cenderung menggunakan kata sandi dan mencegah pasangan sah untuk mengakses perangkat mereka. Strategi ini akan mencegah pasangan sah menemukan bukti perselingkuhan di perangkat elektronik dan akun media sosial sehingga melawan deteksi selingkuh bagian “Search her/his things” .
Keep the same behaviour
Mereka akan mencoba untuk tidak mengubah perilaku dan sikap mereka terhadap pasangan sahnya. Strategi ini melawan deteksi selingkuh “Observe changes in her/his behaviour” dan meminimalisir “Ask and observe her/his reaction” karena perilaku dan sikap yang konsisten dapat meminimalisir kecurigaan yang timbul dari pasangan sah mereka.
Use friends for coverage
Memanfaatkan teman juga bisa menjadi salah satu strategi. Contohnya yaitu mereka mengatakan kepada pasangan sah bahwa mereka sedang bertemu teman, padahal sebenarnya akan bertemu dengan selingkuhannya. Strategi ini akan memberikan keyakinan pada pasangan sah sehingga tidak akan memeriksa keberadaannya, tidak menggeledah barang, memata-matai lewat teman, dan sebagainya (Check where he/she is, search her/his things, spy on her/him, etc). Di sisi lain, strategi ini rentan terhadap deteksi selingkuh “Use of friends”. Oleh karena itu, pelaku biasanya menggunakan teman sendiri yang tidak dapat diakses dengan mudah oleh pasangan sah mereka (menghindari teman yang dikenal baik oleh kedua belah pihak).
Present the extra-pair partner as a friend/colleague
Mereka akan mengenalkan selingkuhannya sebagai teman/rekan sehingga pasangan sah tidak akan curiga jika menemui mereka sedang bersama. Strategi ini tidak secara langsung melawan deteksi selingkuh tertentu. Namun, strategi ini memberikan alasan kredibel atas ketidakhadiran mereka atau ketika mereka tertangkap sedang bersama selingkuhannya (pasangan sah tidak akan menggunakan deteksi selingkuh).
No appear suspicious
Strategi selanjutnya adalah dengan menemui selingkuhan pada waktu yang tidak mencurigakan. Lebih lanjut, mereka akan memulai aktivitas atau hobi sehingga pasangan sah dapat memaafkan ketidakhadiran mereka tanpa tampak mencurigakan. Strategi ini meminimalisir potensi kecurigaan sehingga pasangan sah tidak akan termotivasi untuk menggunakan deteksi selingkuh.
Infrequent contact
Mereka akan jarang bertemu dengan pasangan tidak sah mereka, berusaha tidak mempertahankan hubungan tidak sah dalam jangka terlalu lama, dan akan mencari pasangan tidak sah yang sebagian besar tertarik pada hubungan main-main tanpa komitmen. Strategi ini secara efektif dapat melawan deteksi selingkuh secara umum, khususnya “Spy on her/him” dan “Observe changes in her/his behaviour”. Kontak yang jarang juga akan meminimalisir bukti yang tertinggal dan meminimalisir kemungkinan pasangan dalam mendeteksi perubahan perilaku.
Keep the same routine
Mereka berusaha berperilaku sesuai rutinitas dan tidak membuat perubahan yang mencolok. Strategi ini bertujuan untuk melawan deteksi selingkuh “Observe changes in her/his behaviour”.
Strategi Mana yang Paling Sering Digunakan?
Tabel 3. Hasil Studi 2
Peneliti menghitung rata-rata dan standar deviasi setiap strategi, lalu menyusunnya dalam urutan hierarki untuk mengetahui strategi mana yang lebih mungkin digunakan dalam menyembunyikan perselingkuhan (Tabel 3). Peneliti juga melihat persentase skor di atas "3" untuk mengetahui seberapa banyak peserta yang bersedia menggunakan setiap strategi. Strategi yang paling mungkin digunakan adalah "Be discreet" (95,2%), "Eliminate digital evidence" (81,5%), "Keep the same behaviour" (85,2%), dan "Keep the same routine" (82,8%). Strategi yang paling jarang dipilih adalah "Use different email" (31,8%) dan "Present the extra-pair partner as a friend/ colleague" (25,1%).
Selain itu, berdasarkan skor frekuensi, didapatkan bahwa hanya 1,8% responden yang tidak akan menggunakan salah satu strategi, 4,4% akan menggunakan antara 1 dan 3 strategi, 20,1% antara 4 dan 6, 49,2% antara 7 dan 9, serta 24,4% antara 10 dan 11 strategi. Secara keseluruhan ditemukan bahwa lebih dari 73% responden menunjukkan keinginan tinggi untuk menggunakan setidaknya 7 strategi menyembunyikan perselingkuhan. Hal ini dikarenakan, kombinasi strategi dinilai lebih efektif dan dibutuhkan untuk melawan beberapa deteksi perselingkuhan yang biasanya dilakukan secara bersamaan (Apostolou dan Ioannidou, 2021).
Pengaruh Dark Triad pada Strategi Menyembunyikan Perselingkuhan
Berdasarkan Tabel 3, machiavellianism memiliki pengaruh signifikan dan efeknya positif pada semua strategi. Semakin tinggi nilai Machiavellianisme seseorang, semakin besar kemungkinan mereka menggunakan strategi tersebut. Sebaliknya, psychopathy tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Terakhir, narcissism berpengaruh signifikan pada tiga strategi, yaitu “keep the same behaviour”, “infrequent contact”, dan “use different email/phone”. Namun, efeknya negatif, artinya seseorang dengan skor tinggi pada narcissism cenderung tidak menggunakan strategi tersebut.
Pengaruh Jenis Kelamin dan Usia Terhadap Penggunaan Strategi Menyembunyikan Perselingkuhan
Pada sebagian besar strategi, tidak ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan. Artinya, kedua jenis kelamin memiliki keinginan yang sama untuk menggunakannya. Berdasarkan Tabel 3, perbedaan jenis kelamin yang signifikan ditemukan pada “Infrequent contact” (p-value <0,001) di mana laki-laki memiliki skor lebih tinggi daripada perempuan, mengindikasikan keinginan laki-laki menggunakan strategi itu lebih besar. Hal ini dikarenakan strategi ini melibatkan hubungan paralel jangka pendek, terutama dengan tujuan seks dan laki-laki lebih rentan terhadap hubungan seks bebas daripada perempuan (Hald & Høgh-Olesen, 2010; Lippa, 2009). Sementara pada strategi “Use Different email/phone”, pada Tabel 3 terlihat skor perempuan lebih tinggi.
Di sisi lain, ditemukan efek usia pada beberapa strategi. Efek terbesar terjadi pada strategi "Infrequent contact", di mana responden yang lebih muda lebih bersedia menggunakannya daripada responden yang lebih tua (tanda negatif pada Tabel 3). Hal ini dikarenakan mereka lebih rentan terhadap hubungan seks bebas. Sementara untuk strategi “Use Different email/phone”, tanda positif pada Tabel 3 mengindikasikan bahwa responden dengan usia tua lebih sering menggunakan strategi ini untuk menyembunyikan perselingkuhan mereka.
Kesimpulan
Strategi menyembunyikan perselingkuhan yang teridentifikasi dapat melawan strategi deteksi perselingkuhan.
Lebih dari 70% peserta menyatakan kesediaan untuk menggunakan setidaknya tujuh strategi. Dengan strategi yang paling mungkin digunakan adalah "Be discreet," diikuti oleh "Eliminate digital evidence" dan "Keep the same behaviour".
Responden yang mendapat skor tinggi dalam Machiavellianisme lebih cenderung menggunakan strategi yang diidentifikasi.
Kedua jenis kelamin menunjukkan keinginan yang sama untuk menggunakan sebagian besar strategi yang diidentifikasi. Selain itu, ditemukan pengaruh usia pada sejumlah strategi.
Diskusi dari Sudut Pandang Penulis
“Dunia ini isinya selingkuh doang!” merupakan reaksi netizen yang sering ditemui ketika berita perselingkuhan lagi-lagi viral di media sosial. Menariknya, perselingkuhan ternyata dapat dikaji dari perspektif ekonomi. Perselingkuhan seringkali menimbulkan berbagai pengeluaran tambahan yang tidak terduga. Contohnya yaitu strategi mayoritas “Be discreet” mengharuskan pelaku bertemu selingkuhannya di tempat yang terisolasi dan jauh. Artinya, akan ada cost tambahan berupa transportasi, waktu, energi, dan sebagainya. Pengeluaran juga akan membengkak ketika mereka harus memberikan hadiah untuk menunjukkan afeksi kepada 2 orang sekaligus, yakni pasangan sah dan selingkuhannya. Belum lagi jika mereka menganut strategi “Use different email/phone”. Hal ini mengindikasikan terdapat cost berupa pembelian alat komunikasi baru atau cost dari sisi waktu ketika memilih untuk membuat email baru secara sembunyi-sembunyi. Dari sisi ekonomi rumah tangga, berbagai alokasi untuk menjaga hubungan gelap tetap tersembunyi dapat mengurangi efisiensi alokasi sumber daya ke pasangan sah dan berpotensi mengganggu stabilitas hubungan utama melalui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk hubungan gelap.
Selain itu, ketika seseorang memilih untuk berselingkuh dan menerapkan strategi untuk menyembunyikannya, mereka sebenarnya secara sadar mengevaluasi insentif berupa manfaat yang akan didapat dari hubungan gelap dan risiko yang akan dihadapi jika terbongkar. Peristiwa ini berkaitan dengan prinsip ekonomi berupa orang-orang menghadapi trade off, konsep merespon insentif, dan orang rasional berpikir pada margin. Terkait trade off, pelaku akan mengorbankan waktu dan perhatian dari pasangan sah untuk dialokasikan pada pasangan gelap. Di sisi lain, insentif dari perselingkuhan adalah kepuasan emosional dan seksual. Namun, insentif negatif berupa ketahuan dan risiko perceraian akhirnya mendorong pelaku untuk menyembunyikan perselingkuhannya. Terakhir, mengenai berpikir pada margin, pelaku secara rasional akan mempertimbangkan tindakan yang akan diambilnya berdasarkan manfaat dan biaya marjinal (alokasi waktu, uang, dan sebagainya).
Berdasarkan pembahasan di atas, perselingkuhan bukan hanya "merepotkan", tetapi juga mahal dari perspektif ekonomi. Oleh karena itu, pilihan yang terbaik dan efisien adalah menjaga kesetiaan pada pasangan sah. Kesetiaan dalam hal ini menjadi keputusan ekonomi yang menguntungkan dalam menghindarkan diri dari komplikasi finansial dan psikologis jangka panjang.
Comments