Judul Artikel : The Impacts of Superstition on Risk Preferences and Beliefs: Evidence from the Chinese Zodiac Year
Penulis : Nan Wu, Xiaomeng Zhang, Wenyu Zhou
Tahun Terbit : 2024
Jurnal.: China Economic Review
Diulas oleh Gregorius Samuel dan Muhammad Aldo
Takhayul: Jejak Kepercayaan dalam Keputusan Manusia
Bayangkan seseorang yang memutuskan untuk menunda membeli rumah atau menikah hanya karena sebuah kepercayaan bahwa tahun itu "kurang baik”. Bayangkan juga seseorang yang memilih menghindari angka tertentu karena dianggap membawa kesialan. Fenomena ini disebut sebagai takhayul. Takhayul seringkali dianggap irasional, tetapi tidak dapat disangkal bahwa ia memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku manusia, termasuk dalam keputusan ekonomi. Misalnya, pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa angka keberuntungan dapat menaikkan harga properti, sementara angka buruk dapat menurunkannya (Camerer et al., 2004). Tak hanya itu, angka keberuntungan juga digunakan dalam kode saham di pasar IPO Tiongkok untuk menarik perhatian investor (Pokryshevskaya & Antipov, 2015).
Tahun Zodiak di Tiongkok: Ketika Tradisi Bertemu Risiko
Di Tiongkok, kepercayaan terhadap tahun zodiak adalah salah satu bentuk takhayul yang paling kuat. Setiap tahun dalam siklus dua belas tahun diwakili oleh hewan tertentu, seperti tikus, naga, atau kelinci, yang masing-masing melambangkan sifat dan keberuntungan yang unik. Bagi sebagian orang, tahun zodiak pribadi mereka yang dikenal sebagai Ben Ming Nian adalah periode yang penuh tantangan. Menurut tradisi, tahun ini dianggap membawa kesialan, sehingga banyak orang memilih untuk mengenakan warna merah, menghindari pernikahan, atau menunda pembelian rumah sebagai bentuk kehati-hatian (Diamond, 2003).
Kepercayaan ini bahkan meluas ke dunia modern. Penelitian menemukan bahwa selama tahun zodiak mereka, banyak individu di Tiongkok lebih cenderung menghindari risiko besar dalam keputusan investasi (Fisman et al., 2023). Tradisi ini menunjukkan bahwa, meskipun dunia telah berubah secara signifikan, pengaruh budaya tetap bertahan dan terus membentuk perilaku manusia dalam banyak aspek, termasuk ekonomi.
Memahami Dampak Takhayul terhadap Keputusan Ekonomi
Berangkat dari fenomena ini, peneliti merancang penelitian untuk menjawab pertanyaan bagaimana takhayul tahun zodiak dapat memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan. Penelitian ini tidak hanya fokus pada apa yang terjadi selama tahun zodiak seseorang, tetapi juga berusaha memahami mengapa hal itu terjadi. Peneliti mendasarkan penelitiannya pada dua mekanisme utama, yaitu :
Pertama, perubahan dalam preferensi risiko, yaitu kecenderungan untuk memilih keputusan yang lebih aman dibandingkan berani mengambil risiko.
Kedua, distorsi dalam keyakinan subjektif, yakni individu mungkin melebih-lebihkan kemungkinan peristiwa buruk selama tahun zodiaknya.
Selain itu, penelitian ini juga berangkat dari kesenjangan yang ditemukan dalam literatur sebelumnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa individu lebih menghindari risiko selama tahun zodiak mereka, tetapi tidak mengidentifikasi mekanisme yang mendasarinya (Fisman et al., 2023). Penelitian terbaru ini memberikan pendekatan yang berbeda dengan menyelidiki dua mekanisme secara terpisah serta memberikan wawasan baru tentang bagaimana takhayul memengaruhi pengambilan keputusan ekonomi.
Desain Penelitian dan Sampel
Penelitian ini dilakukan dalam dua gelombang di Laboratorium Ekonomi Eksperimental Universitas Audit Nanjing, bertujuan untuk menguji hubungan antara persepsi risiko individu dan takhayul tahun zodiak. Penelitian dilakukan melalui dua eksperimen dan dilakukan pengacakan untuk menghindari bias. Eksperimen dilakukan dalam lingkungan laboratorium terkontrol, di mana peserta duduk secara terpisah dan tidak diperbolehkan berkomunikasi untuk menjaga independensi keputusan. Semua prosedur dan instruksi diberikan dalam bentuk komputerisasi.
Sampel terdiri dari 332 mahasiswa Universitas Audit Nanjing berusia antara 19 hingga 27 tahun, yang direkrut selama dua gelombang eksperimen. Gelombang pertama dilaksanakan pada Mei 2021, melibatkan 246 subjek, sementara gelombang kedua dilakukan pada April 2022, dengan 255 subjek. Dari total sampel, 169 subjek berpartisipasi dalam kedua gelombang, sementara sisanya hanya berpartisipasi dalam satu gelombang: 77 subjek hanya di gelombang pertama, dan 86 subjek hanya di gelombang kedua. Perlu juga diketahui bahwa subjek memiliki jangkauan usia antara 19-27 tahun.
Sebagian besar peserta memiliki latar belakang di bidang ekonomi, keuangan, atau bisnis (88%) dan mayoritas adalah perempuan (84%), mencerminkan komposisi demografis universitas. Selain itu, 15% dari subjek adalah anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT). Sebanyak 58 subjek berada dalam tahun zodiaknya selama eksperimen gelombang pertama, dan 53 subjek berada dalam tahun zodiaknya selama gelombang kedua, memberikan data yang memadai untuk menganalisis efek takhayul tahun zodiak terhadap preferensi risiko.
Eksperimen Pertama: Mengukur Preferensi Risiko melalui Pilihan Taruhan
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan pendekatan Eckel-Grossman yang mengharuskan peserta memilih satu dari lima opsi taruhan dengan hasil dan risiko yang berbeda. Probabilitas mendapatkan hasil tinggi atau rendah adalah 50:50 untuk setiap opsi. Pilihan-pilihan tersebut dirancang untuk menghasilkan hubungan linier antara hasil yang diharapkan dan risiko. Tujuannya adalah untuk mengungkap preferensi risiko peserta secara langsung. Semua peserta menyelesaikan eksperimen ini secara individual di komputer. Eksperimen ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan gambaran langsung tentang bagaimana individu membuat keputusan dalam situasi risiko, terutama selama tahun zodiak mereka.
Eksperimen Kedua: Persepsi Risiko melalui Skenario Investasi
Eksperimen kedua ini terinspirasi dari penelitian Hershey dan Schoemaker (1980), yang menunjukkan bahwa bias dalam persepsi probabilitas dapat mempengaruhi keputusan asuransi. Skenario eksperimen kedua ini adalah peserta diberi modal awal sebesar 50 RMB dan harus memutuskan apakah akan terjadi krisis pasar atau tidak. Sebelum membuat keputusan, subjek melalui 40 putaran pengundian kartu dengan catatan:
Probabilitas Kartu Merah (Krisis Pasar) : pi
Probabilitas Kartu Hijau (Tidak Krisis Pasar) : (1 - pi)
Setelah itu, subjek memutuskan apakah krisis pasar terjadi atau tidak terjadi dengan insentif:
Krisis Pasar Tidak Terjadi: Subjek memperoleh 20 RMB
Krisis Pasar Terjadi: Subjek kehilangan 30 RMB
Subjek juga diberikan opsi untuk membeli asuransi seharga 10 RMB dengan proteksi kerugian akibat krisis pasar berkurang menjadi 10 RMB. Hasil yang diharapkan adalah:
Jika membeli asuransi : (40pi + 70(1 - pi) ) - 10
Jika tidak membeli asuransi : 20pi + 70(1 - pi)
Peserta juga harus memperkirakan probabilitas terjadinya krisis pasar berdasarkan hasil dari 40 putaran undian kartu sebelumnya. Prediksi yang akurat memberikan tambahan insentif sebesar 10 RMB. Eksperimen ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah takhayul tahun zodiak mempengaruhi persepsi risiko dan pengambilan keputusan terkait asuransi.
Data Hasil Eksperimen
Untuk mengetahui dampak dari takhayul tahun zodiak China, peneliti membedakan antara subjek yang tahun zodiaknya adalah pada tahun penelitian, dan subjek yang tahun zodiaknya bukan pada tahun penelitian, dengan cara menanyakan tahun kelahiran dari masing-masing peserta, jika selisih dari tahun kelahiran peserta dan tahun diadakannya eksperimen adalah 12 tahun atau kelipatannya, maka tahun diadakannya eksperimen adalah tahun zodiak dari peserta tersebut. Adapun eksperimen dibagi menjadi dua gelombang dengan responden yang berbeda untuk menghindari kemungkinan bahwa hasil eksperimen merupakan suatu efek yang spesifik ditemukan pada kelompok tertentu (cohort-specific effect). Perlu digaris bawahi bahwa tanggal spesifik kelahiran subjek tidak ditanyakan dalam eksperimen untuk alasan-alasan privasi, sehingga ada kemungkinan bahwa apabila subjek lahir pada tanggal masehi (acuan tahun kelahiran), tahun diadakannya eksperimen bukan tahun zodiak dari subjek tersebut. Untuk memitigasi dampak ini, maka peneliti melakukan robustness check yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Dampak tahun zodiak terhadap preferensi risiko endogen
Mekanisme yang digunakan adalah dengan memberikan subjek lima pilihan berjudi dengan pilihan 1 sebagai pilihan dengan risiko paling rendah dan potensi imbal hasil terendah, dan pilihan 5 sebagai pilihan dengan risiko paling tinggi dengan potensi imbal hasil tertinggi. Daftar pilihan yang digunakan dalam penelitian ini mencakup:
Tabel 1. Gamble Choices In the Eckel-Grossman-type Experiment
Setelah dilakukan penelitian ditemukan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Outcome of the Eckel-Grossman-type Experiment
Untuk memastikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pilihan yang diambil oleh subjek yang mengalami tahun zodiak (zodiaknya adalah zodiak tahun penelitian), peneliti melakukan uji perbedaan rata-rata keputusan berjudi. Ditemukan bahwa secara rata-rata, subjek yang mengalami tahun zodiak lebih menghindari risiko (risk averse) jika dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami tahun zodiak. Null hypothesis yaitu tidak adanya perbedaan antara rata-rata pengambilan keputusan dari subjek yang mengalami tahun zodiak dan yang tidak mengalami tahun zodiak ditolak dengan nilai t = 3,42 dan p-value = 0,001. Lebih lanjut lagi, peneliti menggunakan tabel kontingensi chi2 untuk mengetahui interdependensi antara status tahun zodiak dan pilihan berjudi. Ditemukan bahwa null hypothesis tidak adanya keterkaitan antara status tahun zodiak dan keputusan berjudi ditolak dengan chi2= 13.980 dan p value = 0,007, sehingga dapat disimpulkan bahwa status tahun zodiak mempengaruhi keputusan berjudi secara signifikan. Secara menarik, ditemukan bahwa kendati perbedaan yang signifikan antara jumlah responden yang memilih pilihan pertama, tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah responden yang memilih pilihan kedua. Hal ini mengindikasikan bahwa status tahun zodiak cenderung mendorong pengambilan keputusan subjek ke pilihan dengan risiko paling rendah (1), dan bukan risiko moderat (2 dan 3).
Selanjutnya dilakukan analisis regresi dari efek status tahun zodiak terhadap pilihan berjudi dengan model probit sebagai berikut:
Yi adalah pilihan berjudi dari subjek i. Zodiaci adalah sebuah dummy variable yang menyatakan status tahun zodiak subjek, 1 apabila subjek mengalami tahun zodiak dan 0 apabila tidak. Xi adalah vektor variabel kontrol yang mencakup usia, gender, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, dan indikator keanggotaan CCP atau pimpinan serikat pelajar. Sedangkan ei adalah error term. Hasilnya didapati sebagai berikut:
Table 3. The Effects of Zodiac Year Superstition on Gamble Choice
Mengacu kembali kepada rata-rata pilihan berjudi yang bernilai 2,7, ditemukan bahwa hasil dari model ini sejalan dengan hasil dari analisis sebelumnya yang menyatakan bahwa subjek yang mengalami tahun zodiak cenderung memiliki sikap yang lebih risk averse. Jika mengacu pada data pada kolom (3) yang diterapkan seluruh variabel kontrol, maka dapat diestimasi secara kasar bahwa koefisien Zodiac memberikan dampak reduksi 20% dalam keputusan mengambil risiko. Dalam kolom (4), (5), dan (6), peneliti menjabarkan analisis regresi terhadap subjek yang tahun zodiaknya n tahun dari tahun diadakannya penelitian. Hal ini dilakukan untuk memitigasi risiko outlier yang ada apabila terdapat perbedaan karakteristik yang mendasar antara subjek yang mengalami tahun zodiak, dan subjek yang tidak mengalami tahun zodiak.
Dalam konteks sosioekonomi, dapat diamati beberapa hal yang menarik dari variabel-variabel kontrol yang digunakan, dapat diamati bahwa secara umum, variabel kontrol gender perempuan memiliki efek yang negatif terhadap pilihan berjudi, hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perempuan secara umum lebih risk averse dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, ditemukan juga bahwa tingkat pendidikan cenderung berkorelasi positif tingkat aversi risiko (risk averse) subjek, dan tingkat pendidikan orang tua, terutama ayah, cenderung berkorelasi positif aversi risiko subjek, kedua hal ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Meskipun demikian, variabel keanggotaan CCP (Chinese Communist Party) yang cenderung berkorelasi positif dengan perilaku risk averse pada subjek belum pernah diteliti sebelumnya, menurut penulis, hal ini terjadi karena ideologi partai komunis yang cenderung konservatif, sehingga apabila seseorang cenderung risk averse, maka ada kecenderungan yang lebih tinggi orang tersebut bergabung ke partai komunis untuk stabilitas.
Dampak tahun zodiak terhadap pembelian asuransi
Terdapat dua pengolahan data yang dilakukan penulis pada bagian spesifik ini, yang pertama adalah korelasi antara persentase pembelian asuransi pada subjek yang mengalami tahun zodiak dan subjek yang tidak mengalami tahun zodiak, yang didapati dalam grafik berikut:
Gambar 1. Fraction of Insurance Purchase versus the Number of years Relative to the Zodiac year.
Perlu diketahui bahwa pada kedua grafik ini, subjek yang mengalami tahun zodiak diilustrasikan pada X=0. Pada grafik A, penulis juga mengurutkan subjek berdasarkan usia dan memberikan trendline usia untuk memitigasi potensi bahwa perbedaan dalam persentase pembelian asuransi disebabkan oleh variabel usia, yang berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dibuktikan memengaruhi pembelian asuransi. Dapat diamati bahwa secara rata-rata, subjek yang sedang mengalami tahun usia memiliki persentase pembelian asuransi yang lebih tinggi (86,21%) apabila dibandingkan dengan subjek yang tidak mengalami tahun zodiak (47,80%), perbedaan ini juga terbukti signifikan dengan nilai p=0,0001.
Selanjutnya, peneliti juga melakukan analisis regresi dengan model yang sama dengan analisis regresi pada data pilihan berjudi, dengan hasil sebagai berikut:
Table 4. The Effects of Zodiac Year Superstition on Insurance Purchase
Dapat diamati bahwa tahun zodiak memiliki korelasi yang positif terhadap pembelian asuransi, meskipun berbanding terbalik dengan hasil eksperimen pilihan berjudi, hasil ini juga mengindikasikan hal yang sama, yaitu bahwa subjek cenderung menghindari risiko apabila sedang mengalami tahun zodiak. Pada variabel kontrol lain, didapati pula hasil yang cenderung sejalan, dengan beberapa inkonsistensi yang dapat dieliminasi mengingat tingkat signifikansi yang kecil.
Efek status tahun zodiak terhadap kepercayaan subjek
Model yang digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan subjek adalah sebagai berikut:
i mana pi adalah nilai prediksi kemungkinan krisis dari populasi, dan pi cap adalah nilai prediksi kemungkinan krisis dari subjek i. Hasil dari perhitungan ini kemudian dianalisis melalui metode regresi yang sama dengan analisis efek status tahun zodiak terhadap pilihan berjudi dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5. The Effects of Zodiac Year Superstition on Subject’s Beliefs
Dapat diamati bahwa nilai prediction bias (dalam hal kemungkinan terjadinya krisis) berkorelasi positif terhadap status tahun zodiac seseorang. Hal ini tentunya sejalan dengan hasil-hasil eksperimen yang telah dipaparkan sebelumnya. Kendati demikian, dapat juga ditemukan bahwa prediction bias tidak berkorelasi signifikan dengan kebanyakan variabel kontrol.
Pemeriksaan akurasi
Pemeriksaan akurasi (robustness check) diperlukan untuk meminimalisir potensi bahwa terdapat perbedaan hasil karena subjek bertindak secara risk averse setahun sebelum tahun zodiaknya untuk alasan kehati-hatian dan setahun setelah tahun zodiaknya karena terbawa kebiasaan. Dalam mengatasi masalah ini, peneliti menambah 2 dummy variable dalam rupa lag (1 tahun sebelum tahun zodiak) dan lead (1 tahun setelah tahun zodiaknya). Selain itu, seperti yang disinggung sebelumnya, terdapat juga potensi kesalahan mengidentifikasi tahun zodiak dari subjek karena tidak diketahuinya tanggal pasti kelahiran subjek. Hal ini dimitigasi dengan cara mengeliminasi data subjek yang kelahirannya setelah Februari 1997, dan dari pernyataan subjek mengenai tahun zodiaknya pada kuesioner pasca-eksperimen. Dari penyaringan ini, 2 data responden berhasil di eliminasi dan terbukti bahwa dampaknya tidak signifikan. Adapun tabel hasil regresi setelah ditambahkan dummy variable lead dan lag, serta mengeliminasi data dari 2 responden tersebut sebagai berikut:
Tabel 6. Robustness Checks for The Uniqueness of The Zodiac Year Effects
Dapat diamati bahwa dampak dari dummy variable lead atau lag tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh status tahun zodiak adalah unik.
Perbandingan kelompok
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada kemungkinan bahwa kecenderungan dari kelompok subjek yang mengalami tahun zodiak untuk menghindari risiko pada tahun zodiaknya adalah sebuah faktor bawaan pada orang-orang kelahiran tahun tersebut yang tidak berhubungan dengan tahun zodiak, atau disebut juga cohort-specific effect. Untuk mengeliminasi kemungkinan ini, penulis menggunakan perbandingan kelompok (cohort comparison) dengan cara menghitung perbedaan antara keputusan yang diambil oleh subjek kelahiran 1997 pada gelombang pertama (saat mereka mengalami tahun zodiak) dan gelombang kedua (saat mereka tidak mengalami tahun zodiak) dan melakukan hal yang sama untuk subjek kelahiran 1998. Jika benar bahwa perilaku mereka adalah sebuah cohort-specific effect. Maka seharusnya tidak ada perbedaan yang berarti antara perbedaan dari gelombang pertama dan gelombang kedua dari masing-masing sub-kategori subjek. Hasil dari analisis data didapati sebagai berikut:
Gambar 2. Behavioral Changes in Subjects Between the Two Waves of Experiments
Dapat diamati bahwa perubahan rata-rata keputusan yang diambil oleh sub-kategori subjek kelahiran tahun 1997 dan 1998 memiliki arah yang berbeda pada eksperimen pilihan berjudi dan prediction bias, serta terbukti bahwa data dari sub-kategori subjek kelahiran 1998 tidak signifikan dalam hal perubahan pembelian asuransi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan cohort-specific effect tidak terbukti.
Difference-in-difference analysis
Untuk mengeliminasi kemungkinan dari adanya dampak waktu penyelenggaraan eksperimen terhadap hasil dari eksperimen, atau disebut juga time-specific effect, peneliti melakukan difference-in-difference analysis. Hal ini dilakukan dengan menambah variabel wave yang menyatakan partisipasi seorang subjek pada eksperimen yang dilakukan tahun 2021(1) atau 2022(2) dan variabel interaksi antara wave dan status tahun zodiak yang diberi nama zodiac x wave. Didapati hasil dari analisis sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Analisis Difference-in-Difference
Dapat dilihat bahwa variabel wave tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil dari ketiga eksperimen, dan variabel interaksi zodiac x wave hanya berkorelasi signifikan dalam eksperimen pembelian asuransi yang tidak dikontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh dari time-specific effect yang signifikan.
Analisis Kemungkinan Dampak Ekonomi
Diskriminasi harga asuransi
Menurut peneliti, perbedaan kecenderungan pembelian asuransi dapat dimanfaatkan oleh agen asuransi untuk melakukan diskriminasi harga demi meningkatkan keuntungan. Peneliti menggunakan model optimasi utilitas konsumen dengan memasukan faktor parameter risk aversion, dan dikekang terhadap model keuntungan agen asuransi. Ditemukan bahwa keuntungan agen asuransi dapat meningkat sebanyak 20%-75% apabila menetapkan diskriminasi harga terhadap golongan konsumen yang mengalami tahun zodiak, dan meningkat 1,04%-2,49% apabila menetapkan diskriminasi harga terhadap golongan yang tidak mengalami tahun zodiak.
Investasi agregat pada pasar modal
Dengan menggunakan model matematis dari investasi agregat pada pasar modal, yang diturunkan terhadap parameter risk aversion dan probabilitas krisis, peneliti menemukan bahwa investor yang mengalami tahun zodiac berinvestasi 17,52% lebih sedikit jika dibandingkan dengan investor yang tidak mengalami tahun zodiak. Diestimasi pula bahwa risk aversion menyebabkan berkurangnya investasi agregat pada pasar modal sebesar 1,02%.
Kesimpulan
Dengan mengamati takhayul tahun zodiak di Cina, peneliti berhasil menggunakan metode eksperimental untuk mempelajari dan membuktikan dua efek penting yang mempengaruhi keputusan ekonomi subjek yang dipengaruhi takhayul. Peneliti menemukan bahwa takhayul tahun zodiak secara langsung meningkatkan tingkat aversi risiko endogen, karena subjek dalam tahun zodiaknya cenderung memilih taruhan yang lebih sedikit berisiko. Selanjutnya, peneliti juga menemukan bahwa takhayul tahun zodiak dapat mempengaruhi kepercayaan subjektif terhadap kemungkinan peristiwa buruk, karena subjek dalam tahun zodiaknya secara signifikan melebih-lebihkan probabilitas terjadinya krisis pasar, dan imbasnya memiliki kecenderungan untuk membeli asuransi yang lebih tinggi.
Peneliti mengeliminasi kemungkinan efek spesifik kelompok(cohort-specific effect) dan efek spesifik waktu (time-specific effect) dengan memanfaatkan analisis cohort comparison dan D-I-D.Peneliti juga membahas perkiraan dampak takhayul tahun zodiak terhadap keputusan ekonomi perusahaan dan individu, serta dampaknya terhadap pasar saham dalam dua studi kasus menggunakan model matematis. Sebagai saran, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait bidang ini yang menggunakan data empiris. Adapun peneliti menyampaikan bahwa area penelitian yang menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah bagaimana takhayul membentuk kepercayaan subjektif.
Tanggapan Pengulas
Penelitian ini menguatkan kemungkinan untuk diadakannya penelitian-penelitian menggunakan sarana dan mekanisme yang berhubungan erat dengan ekonomi, sehingga lebih akurat apabila data hasil penelitian digunakan untuk melakukan proyeksi mekanisme implikasi ekonomi, baik secara mikro maupun makro, melalui model matematis.
Di luar mekanisme dan metode penelitian, memang patut diterima bahwa manusia bukanlah makhluk yang rasional secara sempurna dalam mengambil keputusan. Hal ini diperkuat dengan bukti yang ada dalam penelitian bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh takhayul yang dianutnya. Terbukti juga bahwa tindakan yang dipengaruhi oleh bias yang disebabkan oleh takhayul dapat menyebabkan kerugian untuk orang itu sendiri yang dibuktikan dalam bias persepsi risiko krisis, dan bahkan mungkin dapat mempengaruhi kondisi perekonomian secara makro yang dibuktikan oleh penurunan investasi di pasar modal yang diprediksikan dalam model investasi agregat, dan juga merupakan hasil dari penelitian terdahulu.
Meskipun penelitian ini dilakukan di Cina, kita mungkin juga harus berkaca pada kondisi di Indonesia, di mana banyak orang juga masih memperdayai takhayul. Mengingat dampak negatif dari takhayul yang dibuktikan dalam penelitian ini, kita dapat merefleksikan sebuah karya Tan Malaka yang berjudul Madilog. Dalam buku ini, Tan Malaka membahas suatu hal menarik yang ia sebut sebagai “logika mistika”. Logika mistika, menurut Tan Malaka adalah suatu cara berpikir yang mengaitkan segala sesuatu dengan hal-hal gaib. Menurutnya, hal ini cenderung berbahaya, karena membuat masyarakat Indonesia berpikir tidak kritis, pasif, dan mengandalkan kekuatan yang berada di luar kendali dirinya sendiri. Hal ini berbahaya karena dapat menghambat kemajuan bangsa Indonesia. Lebih dari itu, logika mistika menjadi semakin berbahaya mengingat bahwa bisa saja mitos dan takhayul yang beredar dan dipercayai di masyarakat disebarkan oleh pihak-pihak yang dapat diuntungkan oleh takhayul tersebut. Bukan dengan maksud menggeneralisasi, tetapi telah diprediksi melalui model matematika dalam penelitian ini, bahwa agen asuransi dapat meningkatkan keuntungan dengan memanfaatkan bias persepsi risiko pada masyarakat yang menganut takhayul. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa memanfaatkan irasionalitas masyarakat, politisi dapat memperoleh popularitas dan kekuasaan, tidak terkecuali irasionalitas yang berkaitan dengan mitos.
Kembali ke Madilog, Tan Malaka mengemukakan bahwa solusi untuk permasalahan logika mistika di Indonesia adalah dengan belajar dari sains, yang berakar pada materialisme, skeptisme, dan pemikiran kritis. Masyarakat harus berpikir secara rasional mempertimbangkan aspek-aspek yang bersifat fisik/nyata, dan harus memiliki sikap yang kritis untuk terus mempertanyakan kebenaran. Dengan bersikap serasional mungkin, masyarakat dapat menghindari keputusan-keputusan yang tidak optimal. Supaya dapat belajar dari sains, maka Indonesia memiliki tugas berat untuk mengembangkan institusi pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi perkembangan intelek dan kemampuan rasional rakyatnya. Selain itu, pengembangan institusi pendidikan juga harus dilakukan secara inklusif, agar tidak terjadi kondisi dimana orang-orang yang kurang rasional dimanfaatkan oleh orang-orang yang lebih terpelajar melalui penyebaran informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, layaknya takhayul.
Comments